Kemudian Kain yang diikat dan telah dibentuk motifnya tesebut dicelupkan lagi ke pewarna yang lain, dan dijemur kembali. Proses ini terus berlanjut sampai didapat warna dan motif yang diinginkan. Ini berarti butuh kesabaran ekstra untuk membuat kain endek. Oleh sebab itu juga, kain endek memiliki motif yang indah dan tidak pasaran.sekitar abad 18-19. Endek’ justru jadi simbol status. Seperti halnya kain songket Bali, Kamen (kain) Endek’ hanya dipakai kalangan bangsawan dan orang berada saja. Pemakaian motif pun tidak sembarangan. Ini serupa dengan sejarah kain batik pedalaman yang berakar dari budaya keraton (batik non pesisir, dimana motif tertentu mencerminkan status sosial. Dulu batik motif tertentu hanya boleh digunakan kalangan tertentu pula. Misalnya motif Parang Rusak yang dulu hanya boleh digunakan Raja dan keturunannya).
especially product, small business, mass product, people creation, innovation, urban community
Monday, August 17, 2015
UKM BALI - KAIN TENUN ENDEK
Kain endek merupakan kain ikat tradisional Bali. Pewarnaan motif dalam kain endek dilakukan secara manual. Pertama, kain diikat dan dicelupkan ke pewarna yang diinginkan. Kemudian, kain yang telah dicelup tersebut dijemur tanpa membuka ikatannya. Setelah dijemur, ikatan kain dilepas dan motif dibentuk pada kain tersebut.
Kemudian Kain yang diikat dan telah dibentuk motifnya tesebut dicelupkan lagi ke pewarna yang lain, dan dijemur kembali. Proses ini terus berlanjut sampai didapat warna dan motif yang diinginkan. Ini berarti butuh kesabaran ekstra untuk membuat kain endek. Oleh sebab itu juga, kain endek memiliki motif yang indah dan tidak pasaran.sekitar abad 18-19. Endek’ justru jadi simbol status. Seperti halnya kain songket Bali, Kamen (kain) Endek’ hanya dipakai kalangan bangsawan dan orang berada saja. Pemakaian motif pun tidak sembarangan. Ini serupa dengan sejarah kain batik pedalaman yang berakar dari budaya keraton (batik non pesisir, dimana motif tertentu mencerminkan status sosial. Dulu batik motif tertentu hanya boleh digunakan kalangan tertentu pula. Misalnya motif Parang Rusak yang dulu hanya boleh digunakan Raja dan keturunannya).
Kemudian Kain yang diikat dan telah dibentuk motifnya tesebut dicelupkan lagi ke pewarna yang lain, dan dijemur kembali. Proses ini terus berlanjut sampai didapat warna dan motif yang diinginkan. Ini berarti butuh kesabaran ekstra untuk membuat kain endek. Oleh sebab itu juga, kain endek memiliki motif yang indah dan tidak pasaran.sekitar abad 18-19. Endek’ justru jadi simbol status. Seperti halnya kain songket Bali, Kamen (kain) Endek’ hanya dipakai kalangan bangsawan dan orang berada saja. Pemakaian motif pun tidak sembarangan. Ini serupa dengan sejarah kain batik pedalaman yang berakar dari budaya keraton (batik non pesisir, dimana motif tertentu mencerminkan status sosial. Dulu batik motif tertentu hanya boleh digunakan kalangan tertentu pula. Misalnya motif Parang Rusak yang dulu hanya boleh digunakan Raja dan keturunannya).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment